Selasa, 28 Agustus 2012

Indahnya saat itu...


Sepi.. itu yang aku rasakan sekarang. Entah mengapa bisa aku merasakan sepi sementara banyak orang yang ada di sekelilingku. Aku tak tahu, apa yang sedang terjadi pada diriku. Sungguh..


Disaat seperti ini, hujan deras yang jatuh membasahi bumi dengan suara air hujan jatuh yang seakan menjadi suatu titik-titik melodi yang tercipta membuat alunan nada nan syahdu, rintikan airnya seakan mewakili perasaanku saat ini. Awan mendung yang kelabu seakan merasakan apa yang aku rasakan. Ini menjadi suatu alasan untukku merenung, sejenak.

Diantara rintikkan air hujan yang terus jatuh tiada henti, aku terbayang sesuatu. Aku terbayang sesosok orang yang pernah ada dihidupku, dulu. Ingatanku begitu jelas, aku membayangkan dia saat itu yang sedang tersenyum kepadaku. Senyum yang amat tulus  yang ia pancarkan, menusuk sampai ke hati. Namun entah, senyuman itu kini menghilang dari penglihatanku. Aku kehilangan senyum tulus nan manis itu, aku kehilangan senyum yang bisa membuatku bahagia, dimana senyum yang aku lihat dulu?


Aku teringat, saat kau memanggil namaku dengan wajah nan lugu dan bibir agak bergetar serta gerak-gerik yang membuatku ingin tertawa melihat tingkahmu itu. Aku teringat pesan yang kau kirim setiap waktu, walau hanya sekedar ingin tau keadaanku. Aku teringat, moment-moment indah bersamamu yang terasa begitu cepat berlalu, dan tidak akan pernah aku lupakan.

Kini, semua itu entah kemana. Aku kehilangan senyummu, tingkahmu, ketulusanmu, canda tawamu, dan semua yang pernah engkau tunjukkan dan engkau berikan kepadaku. Dimana semua itu sekarang? Aku rindu semuanya, aku rindu kamu. Kamu yang dulu selalu ada untukku, kamu yang dulu selalu bisa membuat hatiku luluh, kamu yang dulu selalu bisa membuatku bahagia, kamu yang dulu sangat menjengkelkan, kemana semua itu? Mengapa semua itu bisa hilang terhempas waktu? Sejenak aku berfikir, apakah kau juga merasakan apa yang aku rasakan saat ini, atau kau sudah melupakan segalanya tentang kita? Jujur, aku tak sanggup seperti ini. Ingatan tentang dirimu masih melekat kuat di otak dan hatiku. Ingin kubuang jauh-jauh rasanya semua ini, tapi nyatanya? Sanggupkah aku? Aku ingin kau kembali! Rindu ini begitu hebat mendekapku, hanya kau yang bisa melepasnya. Hey kamu, aku rindu! Batinku yang perlahan-lahan tersiksa, air mata pun jatuh membasahi pipi.

Kini semua hanyalah kenangan. Kenangan yang tak akan pernah aku lupakan. Saat ini, aku hanya bisa berdoa kepada-Nya agar dirimu selalu diberi kesehatan dan diberi yang terbaik dalam segala hal. Suara rintikan gemercik air yang perlahan-lahan hilang mengantarkanku terlelap dalam tidur. Sambil memeluk sebuah pemberian, darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar